Ini Inti Pembicaraan Bupati Halut, Piet Hein Babua Dengan Pihak Bea Cukai dan Elemen Terkait di Surabaya

kalbi Hamdani
24 Jul 2025 17:36
3 menit membaca

MorotaiPost-Surabaya
Tekad dan konsistensi Bupati Halut, Piet Hein Babua dan Wakil Bupati Kasman Hi Ahmad untuk membawa negeri Halut maju dan berkembang ke arah yang lebih baik dikonkritkan dengan membuat terobosan, melakukan koordinasi dengan Kepala Bea Cukai Tanjung Perak Surabaya Gerald Hasoloan, Kepala Bea Cukai Ternate, Jaka Riadi, Kepala Karantina Surabaya, Kepala Karantina Ternate, PT Tanto, PT Temas, PT Nico, PT Syurindo Perkasa di kantor Bea Cukai Tanjung Perak Surabaya, guna menemukan sinergitas Percepatan Eksport Produk unggulan Halmahera Utara dalam waktu dekat.

Saat berbincang dengan media ini, via telpon selulernya, Kamis, (24/07/25), Bupati Piet, menjelaskan secara rinci inti pembicaraan dan koordinasi tersebut dengan pihak-pihak yang sudah disebutkan di atas.

“Selama ini semua dokumen eksport dilakukan di Surabaya. Artinya, kita sebagai pelabuhan muat, tempat asal produk, tidak mendapat apa-apa. Yang dapat adalah Surabaya. Karena itu kami berupaya keras dan melakukan terobosan agar semua dokumen tersebut, dialihkan ke Maluku Utara, khususnya Tobelo, sehingga dalam perhitungan cukainya, DBH bisa masuk ke Halut”, jelas Bupati Piet.

Dipaparkan oleh mantan Sekretaris Daerah Halut ini bahwa dalam seluruh mekanisme aturannya, sementara diproses yaitu dokumen PEB, yaitu Pemberitahuan Ekspor Barang dari Bea Cukai Surabaya dialihkan ke Bea Cukai Maluku Utara dan selanjutnya ke Halut. Dokumen kedua yaitu dokumen COO, (Certificate of Origin), atau Sertifikat Asal Usul atau Surat Keterangan Asal.

“Pembuatan kedua dokumen ini akan kita alihkan ke Malut, supaya perhitungan cukai dan pajak, kembali masuk ke Malut sehingga saat pembagian DBH, Halut akan dapat alokasi dana dari hal ini. Kita telah berupaya melakukan terobosan, dibantu oleh Satgas yang sudah dibentuk dan telah bekerja all out sehingga proses ini dipastikan akan segera berjalan.

Untuk itu, kami memakai metode Eksport Angkut Lanjut yang telah dibahas bersama dalam pertemuan tersebut sampai pada hal-hal teknisnya, supaya rencana eksport sudah bisa berjalan dan akan diawasi oleh Pemda dan Bea Cukai.

Bahkan saat ini pun, Kantor Karantina Tobelo pun sudah siap untuk mengeluarkan dokumen VITO (Phytosanitary Certificate), Sertifikat Fitosanitari, untuk produk tumbuhan yang diekspor dengan maksud memastikan bahwa produk tersebut bebas dari hama dan penyakit tumbuhan yang berbahaya, serta memenuhi persyaratan Karantina negara tujuan”, papar Bupati Piet.

Kongkrit dari proses ini, dijelaskan oleh Bupati Piet demikian, “PT NIKO mengirim kontainernya dari Tobelo dengan memakai kontainer biasa yang dihendel oleh PT Santos dan PT Kemas. Saat kontainer tersebut tiba di Surabaya, akan diganti ke kontainer eksport. Dan selama ini, semua dokumen dibuat di Surabaya, akan kita kembalikan dan dibuat di Tobelo. Kantor Bea Cukai di Ternate, juga akan kita minta untuk datang berkantor di Tobelo sehingga bersama pihak Karantina, kita akan mengawasi bersama dengan Pemda.

Untuk dokumen ekspor yakni PEB ( Pemberitahuan Ekspor Barang ) dan SKA Surat Keterangan Asal atau COO (Certificate of Original ) yang selama ini dikeluarkan di Surabaya dan Jakarta akan diterbitkan di Malut. Untuk itu mohon dukungan semua instansi terkait yakni Kantor Bea Cukai dan Dinas terkait dapat membantu pelaksanaannya.

Inilah tujuan kami datang di Surabaya, atas undangan Bea Cukai Ternate dan kita sudah diskusi dengan Bea Cukai Surabaya”, jelas Bupati Piet.

Menurut Bupati Piet, ini juga merupakan salah satu program andalan mereka berdua Wakil Bupati, Kasman Hi Ahmad dalam 100 hari kerja.

“Kita punya salah satu misi dalam pemerintahan ini yaitu Pengembangan Ekonomi Lokal, dimana kita berupaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif melalui pemanfaatan potensi daerah, pengembangan sektor unggulan, dan peningkatan daya saing ekonomi masyarakat.

Karena itu, ke depan yang diekspor bukan hanya kelapa tetapi juga komoditi unggulan lainnya sehingga Pemda, dalam hal ini dinas terkait akan berkoordinasi dengan KADIN dan UMKM yang ada agar bisa disekolahkan sesuai dengan keahlian yang ada untuk mendukung program ini”, pungkas Bupati Piet. (ko).

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

x